Sabtu, 28 Februari 2009


MEMIKIRKAN YANG RUMIT

Dalam perjalanan panjang hidup, semua orang pasti tahu bahwa akhir dari itu semua adalah kematian. Akan tetapi bagaimana perjalanan itu adalah tanggung jawab dari masing-masing pribadi.

Awal yang terang setelah sembilan bulan berada dalam dunia yang penuh dengan keenakan dunia, karena tidak perlu memikirkan makanan, perbuatan, amal dan dosa karena itu tergantung dari ibu yang mengandung. Terangnya dunia membuat banyak sekali manusia mungil ini menangis, ada yang mengatakan ia menangis karena terangny dunia dan banyaknya kemaksiatan ataupun ia menangis karena merasa tidak sanggup atau takut untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Wallahua'lam. Justru tangisan itulah yang sangat dinantikan oleh banyak orang sebagi tanda kehidupan penghuni dunia yang baru.

Perjalanan selanjutnya adalah mengawali hidup dengan minuman khas yang sangat mengasyikkan sebagai energi dan bentuk kasih sayang seorang ibu yaitu ASI. Semuanya pernah minum ASI kan? mudah-mudahan. Perjalanan tidak hanya berleha-leha untuk minum saja ia dituntut untuk dapat berjalan dan berbicara sesuai dengan umur. Berjalan perlahan-lahan dan berbicara terbata-bata. Lucu. Melafalkan ibu, ayah dengan suara cedal.

Beranjak dari itu memasuki dunia kanak-kanak yang masih dalam lindungan malaikat, bergembira tiada tara, main kesana kemari ke rumah teman, mandi di kali (yang pernah), main petak umpet dan lain sebagainya. Ataupun pergi ke sawah dengan teman-teman.




Sebagi manusia yang sudah mendapat kodrat umur bertambah dan tidak bisa hanya menginginkan umur segitu saja atau menginginkan kembali ke masa lalu, maka bertambahnya usia membuat pikiran masing-masing orang pun bertambah. Tidak hanya memikirkan lingkungan desa melainkan seluruh dunia.

Tambahnya pikiran itu menjadi pemicu beraneka ragam penyakit yang dapat merusak otak dan hati, Silahkan pikirkan!

Penelitian yang sudah ada menyatakan bahwa makin bertambahnya usia dan jalan pemikiran maka resiko terkena penyakit dalam akan semakin besar. Semisal yang banyak mengancam para remaja, dewasa, paruh baya bahkan anak-anak zaman sekarang adalah CINTA!!!

Silahkan lihat di koran-koran, ataupun televisi, banyak para remaja yang ditangkap petugas Satpol PP lantaran bolos sekolah. Alasan mereka cuman satu. Ingin refresing dari kepenatan belajar yang membosankan dengan ditemani sang pacar. Ataupun ada yang lebih parah, membuat video kemesraan dan disebarkan lewat handphone dan internet. Tragis bukan.

Tapi ada yang bisa mencegah itu semua, perhatian orang tua, kasih sayang teman, keamanan lingkungan dan kontrol emosi. Kontrol adalah sesuatu yang harus ada pada tiap diri remaja. Karena usia ini adalah RAWAN. Mengontrol keinginan untuk bersenang-senang sesaat dapat menjadikan kedewasaan pikiran dan hati. Semisal mengontrol keinginan untuk sensasi pacaran. Bisa di lihat foto pertama diatas. Silahkan artikan, tapi yang saya tekankan mereka sudah suami istri. Indah bukan naik sepeda ontel di pinggiran sawah tanpa rasa takut ketahuan ortu karena belum izin atau takut fitnah orang. Jadi siapa yang mau ikut langkah Mang Jaja sama istrinya Yu Sumi???







Sabtu, 10 Januari 2009

Merasa bersalah

Sakit, pusing, sesak dan masih banyak lagi perasaan yang ada di dalam dada. Serasa ingin memuntahkan semua yang ada di kepala, aku menagis. Dalam sekejap harapanku untuk bertemu dengan semua hilang. Rencana yang telah kutata rapi waktu malam hari buyar hanya dalam beberapa detik.

Sakit, sakit sekali, aku tidak bisa melakukan apa yang sebenarnya aku ingnkan. hanya dengan sekali kata-kata "TIDAK", semua keinginanku menjadi puing.

Aku ingin pergi, pergi yang jauh dan bisa melakukan yang ada dalam pikiranku. Selama ini aku banyak menyesal, aku tidak ingin seluruh hidupku hanya bergelut dengan penyesalan yang memang menjadi pendamping manusia dikala sush.

Aku ingin seperti elang yang tegar dan bebas menjelajah setiap sudut dunia yang diciptakan untuk dinikmati dan disyukuri.
Aku ingin seperti mentari yang memberi tanpa meminta.
Aku ingin seperti kupu-kupu yang sederhana dalam hidupnya namun menjadi hiasan diantara bunga dan menjadi teman sang lebah.
Aku ingin seperti awan putih yang menghias langit biru menjadi pelindung dari sang Terik.


Aku tidak ingin kufur dengan apa yang telah diberikan akan tetapi aku ingin bersyukur dengan apa yang ingin kucapai.

Allah aku adalah hamba-Mu, bimbinglah aku dalam malam dan siang. Dalam tidur dan terjaga. Dalam sempit dan lapang. Dalam sakit dan sehat.

Ingatkan aku dalam hidup dan matiku.

Kamis, 09 Oktober 2008

Pemikiran

SUNNAHMU YA MUHAMMAD RASULULLAH


Makrifat adalah modalku
Akal pikiran sumber pikiranku
Cinta adalah dasar hidupku
Rindu kendaraanku
Berdzikir kepada Allah
adalah kawan dekatku
Keteguhan perbendaharaanku
Duka adalah kawanku
Ilmu adalah senjataku
Ketabahan adalah pakaianku
Kerelaan sasaranku
Faqr adalah kebangganku
Menahan diri adalah pekerjaanku
keyakinan makananku
kejujuran adalah ukuranku
Berjihad perangaiku
dan hiburanku adalah Shalat


Awal yang baik

Di dunia ini, banyak sekali manusia yang hanya memikirkan diri sendiri. ia tidak mau mengakui bahwa sesungguhnya ia adalah makhluk sosial.

Allah menciptakan manusia pertama kali yang diciptakan adalah Nabi Adam. di dalam surga Adam merasa kesepian sehingga ia berdoa kepada Allah agar di ciptakan teman untuknya. ini membuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup hanya memikirkin diri sendiri tanpa peduli apa yang terjadi di sekitarnya.

Ketika berada di kehidupan bermasyarakat, maka secara otomatis kita akan berhubungan secara langsung dengan para tetangga. Jika sebelumnya sudah mempunyai modal nam baik ataupun perangai baik atau bahkan pikiran yang baik maka seseorang itu akan diterima secara baik pula.

Apakah kita sudah melakukan hal baik di sekitar kita?